Lalu lalang biasan warnamu menyapa
Mengukir penat jiwa
Dan Hitam-Putih terus berbisik lirih
Memaknai jeda diantara tapak kehidupan
Satu-persatu auranya membias
Hingga terbentuk wujud aslimu
Wahai engkau sang Kearifan
Wujudmu tersamar diantara bayang semumu
Sanggupkah nalurimu berkata dan mengakuinya
Bahwa Hitam bukanlah hitam
Jika kau melihat dengan hatimu
Dan Putih bukanlah putih
Jika kau melihat dengan nalarmu
Hingga keimanan yang selalu menuntunmu
Untuk selalu berjalan diatas catatan sang Maha Pencipta
Yang tak akan pernah dipungkiri
Satu-persatu auranya membias
Hingga terbentuk wujud aslimu
Wahai engkau sang Kearifan
Wujudmu tersamar diantara bayang semumu
Sanggupkah nalurimu berkata dan mengakuinya
Bahwa Hitam bukanlah hitam
Jika kau melihat dengan hatimu
Dan Putih bukanlah putih
Jika kau melihat dengan nalarmu
Hingga keimanan yang selalu menuntunmu
Untuk selalu berjalan diatas catatan sang Maha Pencipta
Yang tak akan pernah dipungkiri
Garisan tangan sang Kehidupan