Adalah kau !
Pagi yg melumat deraiku
Tempat aku bertanya dan bertanya lagi
Mimpi ataukah nyata???
The dream begins with a teacher who believes in you, who tugs and pushes and leads you to the next plateau, sometimes poking you with a sharp stick called "truth."
......whatever U’r colour..whatever U’r looks..don’t U disappear, even though U’r colour with unusual colours..b’cause that's where I'm staring at U like I look at the rainbow even though from afar
Kepada hati yg pernah kutitipi rasa kesal, rasa marah, rasa benci dan hal-hal yg tdk baik lainnya...
Sisakanlah sedikit ruang untuk memaafkanku...
Aku yg tiada sempurna ini terkadang tanpa sadar tlah melukai, menyakiti dgn lisan ataupun dayaku yg lainnya...
MOHON MAAF LAHIR-BATHIN, SEMOGA FITRI MEMELUK LAHIR-BATHIN KITA...AMIN YRA....
The day will come
when mybody no longer exists
But in the lines of this poem
I will never let you be alone
The day will come
When my voice is no longer heard
But within the words of this poem
I will continue to watch over you
The day will come
When my dreams are no longer known
But in the spaces found in the letters of this poem
I will never tired of looking for you
terkadang sering merasa sangat bersalah atas yg menimpa dg orang lain krn tdk menyampaikan apa yg kadang dirasakan, apa yg kadang dilihat dg yg bersangkutan, dan itu semua dtg secara tiba2. anda saja dari kecil ada yg menuntun dan mengasahnya mungkin apa yg terjadi dg...................ku dpt kutindaki. tapi aku selalu mengacuhkannya, karena aku merasa ini benar atau salah krn tak mungkin orang sprti aku yg jauh dari dikatakan "orang baik" atau jauh dari dikatakan "orang yg patut" dr seorang hambaMu yg hina ini ya Allah.aku takut salah mengartikan maksudMu ya Allah.
Ya Allah jika saja aku tdk sprti ini mungkin aku takkan sering merasakan bersalah atau merasa takut akan kejadian yg akan.................
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api
yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
(kutipan dari karya sapardi djoko Darmono )
urai kata membiaskan semunya
lalu bagaimana kumembacamu?
jika yg kulihat hujad yg terpampang
apakah amarah lalu untuk membenciku?
Entah...kata itu yg berulang-ulang muncul dan satu-satunya yg tersisa dari segala fikiranku...
Entah...hanya itu yg aku punya untuk menjelaskannya...
...dan entah sampai kapan akhirnya akupun terbebas dari "entah" itu sendiri...
innalillahi wa inna illaihi rojiun..
semoga dimlm nuzulul qur’an ini
membawa jiwa sucimu k syurga firdaus...
dimana langit membuka pintu untukmu k sang Kholik...
amin...
wahai malam...
bagaimana bisa kutersenyum dikala bangunku..
jika engkau slalu saja mengetuk pintu mimpiku...
wahai malam...
bagaimana bisa kurasakan nyatanya
bila engkau hanyalah mimpi piluku...
dan...
berapa purnamakah harus ku lalui ini..?
kepadamu yang mencintai pagi
aku berharap matahari bermurah hati memberikan hangatnya
pada birunya biru di sudut mataku
walau hanya dikejauhan kumerasakannya
kejadian ini terjadi ketika malam bulan ramadhan, ketika beberapa bulan setelah aku lulus SMA. Aku selalu ingat akan rasa itu sampai sekarang. Jujur dahulu aku bukanlah seorang gadis yang rajin sholat karena sholatku masih bolong2. dan aku bukanlah gadis yg rajin mengaji. Aku hanya seorang gadis pemberontak terhadap ayahku. karena cara ayahku mendidikku yg terlalu keras kepadaku. Yang aku tau setiap aku melakukan sesuatu baik itu menurut orang benar atau salah aku selalu berprinsip bahwa setiap yg aku lakukan adalah benar menurutku dan aku tidak pernah mengharapkan timbal balik apapun pada siapapun. Aku ingat sekali malam itu sebelum ku tertidur aku hanya menangis karena merasa aku tidak pernah bisa membahagiakan ibuku. Ibuku selalu sedih melihatku slalu berontak kepada ayahku. Lalu malamnya gak tau kenapa tiba2 aku terbangun dengan menangis sesugukkan karena aku merasa sangat bersyukur dan yang aku ingat diotakku saat itu cuma Allah, didalam dadaku MasyaAllah sungguh luar biasa damaiiiiiii sekali dan tidak ada suara sedikitpun yg terdengar karena yg aku rasakan hanya keheningan, kedamaian yg sangat sejuk dan nyaman yg seumur hidup blm pernah aku rasakan yg seperti itu dan airmata terus mengalir deras cuma mengingat kebesaranNya....subhanallah...janji Allah itu pasti. tidak pandang bulu kepada siapun...AKU PERCAYA ALLAH MELEBIHI HIDUPKU SENDIRI..
aku bukanlah sembilu
apalagi sebilah belati
aku adalah pelantun sunyi
yang terpaku dilingkar purnama
aku tak mau menjadi rembulan
karena dengan mudahnya dilihat semua orang
tapi aku ingin menjadi surya yang silaunya kan membuat orang tertunduk sebelum menatapku
fatamorgana...
dimanakah letak nyatamu
bila semu yg kau tebar
patutkah seulas senyum
untuk dikenang ???
terkadang sulit berdamai
dengan jiwa & raga ini
satu pihak ingin berjuang
melawan sakit yang satu
tapi bila ditelaah
ketika kuberusaha menyembuhkan yang satu
lalu bila alergi akut datang tiba2
sementara pengobatan sedang berjalan
lalu sia-sialah segala daya upaya
lebih baik pasrah dengan takdir dan maut
karena hanya Allah pemilik jiwa raga ini
semoga jika sampai waktuku
ku ingin hanya namaMu ya Allah yg ada didalam jiwa ragaku...
#tiadaKuasaTanpaRidhoMuyaAllah#
duduk termenung di sudut resah
menunggu lambaian sang penghias langit
andaikan saja ia menyapaku
walau merah yang slalu kau tampakan
tetap saja kau itu sang pelangi
engkaukah ?? sang peminang malam
merekah senyum dikelopak impian
tatkala rohani menatapmu sekilas
walau hanya sebuah senyuman
sunyi menguliti malam
membawa kelam membuai malam
dan terpedaya sudah birunya biru
ketika kutemukan wajahmu turun dari puncak tidurku
bila 5 detik dunia tanpa oksigen...
gedung-gedung beton akan hancur lebur seperti abu
laut akan melimpahkan isinya kedaratan
bagian terdalam kuping kita akan pecah
dan yang pasti paru-paru kita akan meledak
aku bukanlah cerita yang dapat kau simak alurnya
aku bukan pula sebuah buku yang dapat kau baca sajian aksaranya
aku hanyalah balada usang dari akhir zaman..
kau bukanlah embun yang basah di pagiku
kau bukanlah mentari yang mengecup kala bangunku
kau juga bukan terik yang menyengat siangku
tapi kau adalah.....semua hal yang harus ku sangkal, kutepis, dan ku kubur.....
kau adalah semua ketidakmungkinan bagiku...
pergi...pergi...pergilah kau dari rasaku.......
wahai malam...
haruskah kuikat sang rembulan dari pekatnya malam?
haruskah kutahan embun dari dinginnya malam?
hingga tak kan ada lagi bunga dalam tidurku